DJI Spark-drone swafoto berukuran mini
sumber : cnet.com
Dahulu kala,wright bersaudara berandai-andai mereka bisa terbang. Keinginan mereka untuk terbang terwujud saat mereka membuat "glider" pertama mereka pada tahun 1903. 55 tahun kemudian,sebuah Boeing 707 lepas landas. Kemajuan teknologi umat manusia tidak akan berhenti dan tidak akan bisa dihentikan selama orang-orang seperti ilmuwan dan visioner yang kreatif masih bisa berinovasi. Kemajuan teknologi merambah ke setiap sektor,termasuk salah satunya adalah fotografi. Pengambilan citra udara dalam dunia perfilman atau fotografi membuat gambar yang diambil semakin bervariasi. Dengan kamera yang diletakan pada sebuah drone,sudut-sudut yang dapat direkam semakin luas. Contohnya,pengambilan adegan kejar-kejaran atau adegan mendaki gunung dapat diambil dengan mudah dan lebih vivid dengan menggunakan drone,tanpa menggunakan peralatan yang rumit atau biaya yang terbilang besar jika kita menggunakan helikopter atau sebuah mobil dengan kamera dibelakangnya.
DJI Inspire,drone untuk pengambilan gambar dalam dunia perfilman
sumber : longboardmagazine.eu
DJI Inspire contohnya. Drone nomor wahid yang harganya selangit ini, dapat mengudara dengan kecepatan yang tinggi, dengan kualitas tinggi, dan tentunya sangat stabil. Walau masih tergolong mahal, tetapi bagi rumah produksi film, DJI Inspire menjadi "wildcard" dalam mengurangi biaya produksi. Selain dunia fotografi,drone menciptakan sebuah permainan baru,yaitu drone race atau balapan drone. Drone berkecepatan tinggi dipacu disebuah arena bersama drone-drone lain,tentunya yang sampai garis finish pertama adalah pemenangnya. Sudah cukup banyak investor yang menginvestasikan uangnya untuk mengembangkan dan mepopulerkan "olahraga" baru ini agar menjadi people's favorite.
Pembalap F1,Dan Ricciardo dan Max Verstappen mencoba drone racing
sumber : redbullracing.com
Namun,dibalik semua kemajuannya,tentunya ada darkside dari sebuah drone. Yang paling menonjol adalah ancaman keamanan. Pergerakan drone yang sangat bebas membuat si penerbang dapat menerbangkannya untuk mengamati aktivitas lain. Ini membuat privasi kita terancam. Walaupun sudah ada peraturan tentang penerbangan drone di berbagai negara termasuk Indonesia,tak bisa dipungkiri,ancaman itu tetap nyata. Aturan wilayah ruang udara dan diadakannya polisi drone tidak membuat penerbang drone "nakal" mudah diciduk. Bahkan,ada drone seukuran lalat-ya,lalat. Membuat kegiatan spionase tidak memerlukan gaya seperti James Bond dalam 007 atau Solid Snake pada serial Metar Gear Solid.
Drone seukuran lalat,diujung jari telunjuk.
sumber : pinterest.com
"Biar apa ada aturan nerbangin drone sih? Kan drone cuma segede gitu,emang bakal sebahaya apa?" Kata-kata seperti itu sering keluar dari mulut masyarakat warganet. Namun sebenarnya,mereka tidak tahu bisa seberbahaya apa drone ini. Dengan ditemukannya drone, kita sebenarnya baru saja membuka pandora's box. Salah satu buktinya adalah, penerapan aturan ketinggian dalam menerbangkan drone. Meskipun disepelekan,ini sangatlah penting bagi keamanan udara. Drone bisa saja menabrak sebuah pesawat karena kemampuan terbangnya yang dapat berkilo-kilometer jauhnya. Bahkan,kejadian yang dulu hanya menjadi lelucon sudah terjadi.
Drone menabrak sayap pesawat British Airways dan merusaknya di langit London.
sumber : philippinesdaily.com
Kesimpulannya? Drone bisa dikatakan sama seperti kendaraan seperti sebuah sepeda motor atau mobil,dibutuhkan kematangan mental dan kemampuan untuk "mengendarai"nya. Drone bisa saja membawa segudang manfaat,namun tanpa adanya tanggung jawab,segudang manfaat itu hanya akan menjadi ancaman bagi diri kita sendiri maupun banyak orang. In the end of the day, semuanya akan dikembalikan kepada kita para pengguna drone. "There are two wolves and they are always fighting. One is darkness and despair. The other is light and hope. Which wolf wins?" "Whichever one you feed". Berhenti bicarakan kejelekan,mulailah dengan kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar